Menulis memang menguji ketahanan dan ketabahan seorang penulis. Apabila ia tidak mampu mengatasi hal tersebut, dapat dipastikan kalau dalam waktu dekat ia akan segera 'pensiun'. Dan apabila ia telah 'pensiun dini' besar kemungkinan niatnya itu sulit untuk terealisasi kembali. Oleh karena itu, 2 poin di atas juga diperlukan untuk menjadi seorang penulis. Sedikit banyak akan saya bahas di bawah ini.
Ketahanan dalam aspek menulis bukanlah suatu kemampuan untuk bertahan secara fisik, seperti olahraga, dan sebagainya. Namun ketahanan dalam hal ini ialah suatu kemampuan seorang penulis untuk mampu mempertahankan motivasi dan eksistensinya di bidang tulis-menulis, walaupun menemui banyak hambatan dan bermacam masalah yang perlu diselesaikan datang silih berganti
Ketahanan yang diperlukan ada 2 macam, yaitu ketahanan secara fisik, dan ketahanan secara mental/psikis.
Penulis yang memiliki ketahanan secara fisik, akan mampu menghasilkan tulisan-tulisan yang banyak. Namun ia akan lebih cenderung 'asal-jadi' bila hanya memiliki ketahanan ini. Pun kualitas tulisannya akan terkasan tidak berubah, hanya tipe itu-itu saja.
Sedangkan ketahanan secara mental/psikis, akan mampu menundukkan rasa dan sifat malasnya untuk tetap berkarya. Hal ini juga sangat penting untuk memotivasi diri agar kita harus terus menulis.
Ketabahan berasal dari kata tabah. Ketabahan lebih diidentikkan dengan kesabaran. Ketabahan seorang penulis sangat diperlukan ketika menulis. Bagi penulis yang tingkat ketabahannya rendah, ia akan capat bosan dan bergegas meninggalkan tempat menulis tersebut.
Oleh karena itu, saya mengajak kepada semua teman-teman saya yang penulis, marilah kita ciptakan suasana kondusif yang mampu mengimunisasi tekad dan niat penulis. Jangan menyerah dan teruslah berkarya. Walau sering terbersit dihati," ah, males,' tapi yakinlah kita akan terbiasa dengan hal tersebut. Dan hal ini termasuk sangat berpengaruh untuk kehidupan masa depan nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar