Akhirnya tiba juga di cerita Home Stay edisi ketiga. Alhamdulillah
Di hari ketiga, tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk orang tua angkat. Karena hari itu jadwal kegiatan kami adalah kerja bakti dan hiburan. Kami mungkin ada yang sedih menyambut datangnya hari ketiga, sekaligus hari terakhir kami berada di desa tersebut. Kami telah mengambil banyak pelajaran bermakna dari desa itu, dan semoga pengalaman ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami kelak. Amin
Hari itu, kami semua (kelompok 1) bangun pagi pukul 05.00 WIB. Para calon peserta didik langsung bergegs untuk mandi dan sarapan. Karena pada pukul 07.00 TENG!, kami sudah harus berada di lapangan SD Negeri Tanjung Kerang untuk mengikuti apel pagi. Seusai persiapan dan sebagainya, kami semua langsung menuju lapangan. Pada apel pagi itu, kami mendapat pengarahan dari guru pembina bahwa pada hari itu kami akan melaksanakan kerja bakti di lingkungan tempat tinggal orang tua angkat. Apel pun selesai jam 07.454 WIB. Kami pun segera beranjak kembali ke rumah masing-masing.
Kami langsung membantu Bu Masnon dan Pak Bustomi untuk membersihkan lingkungan sekitar. Pada kesempatan kali ini, yang menjadi bahan penilaian adalah keaktifan dan inisiatif peserta untuk bersosialisasi dan bertindak secara cepat. Ternyata tindakan mereka rata-rata berkategori baik. Ada yang membersihkan kaca, menyapu lantai, mengepel ruangan, memungut dan mengumpulkan sampah. Ternyata, di desa itu sampah tidak dikumpulkan di suatu tempat (tidak di TPS ataupun TPA). Sampah-sampah dibakar, kemudian abu dan sisa-sisanya dibuang ke sungai. Ckckck! Pantas sungai mereka keruh dan berwarna gelap.
Selesai kerja bakti, kami semua bersiap-siap untuk menuju pelataran. Karena di sana akan diadakan acara semacam hiburan bagi peserta Home Stay meupun penduduk setempat. Kami pun segera mengambil tempat setibanya di pelataran. Acara dibuka dengan lantunan lagu dangdut yang dibawakan oleh Pak Udni, salah satu guru pendamping Home Stay (dan guru Matematika). Beliau menyanyikan lagu yang mungkin terdengar agak asing di telinga kami. Tapi beliau tetap bergembira dan kami pun larut dalam kegembiraan bersama-sama.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, menandakan bahwa acara hibura telah usai dan peserta diharapkan kembali ke rumah masing-masing untuk berkemas kembali ke Palembang. Kami melaksanakan sholat Dzuhur terlebih dahulu di masjid, kemudian kami makan siang bersama orang tua angkat. Sembari berkemas, kami menyempatkan waktu untuk memberikan kenang-kenangan kepada Bu Masnon dan Pak Bustomi. Mereka sangat senang dan bangga kepada kami semua (Semoga lain waktu bisa bertemu kembali. Amin). Kami juga menyempatkan berfoto bersama dengan mereka, untuk dijadikan kenang-kenangan yang sulit untuk dilupakan. Akhirnya, setelah kami berpamitan, kami segera kembali menuju lapangan untuk kemudian berangkat kembali menuju Kota Palembang tercinta.
Itulah sepenggal kisah kami selama mengikuti kegiatan Home Stay yang dilaksanakan oleh SMA Plus Negeri 17 Palembang, bekerja sama dengan Desa Tanjung Kerang dan Poltabes Palembang. Semoga cerita ini bermanfaat dan mengandung nilai-nilai pengetahuan untuk kita semua. Amin.
Demikian cerita ini saya akhiri, apabila ada salah kata dan salah tulis, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah swt.
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar