Sabtu, 17 April 2010

Penghargaan Sebagai Motivasi

Bagi seorang pelajar, memperoleh prestasi yang tinggi adalah pencapaian yang diharapkan. Mana ada pelajar yang ingin sekolah tanpa mendapatkan satupun prestasi atau pencapaian? Namun dalam hal ini tergantung dengan usaha yang dilakukan oleh tiap pelajar. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk 'memunculkan' prestasi, namun sebaiknya mulailah dari hal yang paling kecil. Contohnya, Anda bisa membantu orang tua dalam bekerja, membantu guru mengoreksi soal ujian, dan sebagainya. Benarkah hal ini disebut sebagai prestasi? Benar! Karena tidak seluruh prestasi harus berhubungan dengan bidang akademis. Kita bisa mendapat prestasi dari berbagai bidang, seperti bidang sosial, agama, dan lain seterusnya.

Suatu hari, saya ikut menghadiri pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada para siswa berkaitan dengan tes Olimpiade yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Ia memberi gambaran betapa sulitnya mendapatkan suatu hasil yang memuaskan. "Hal itu harus disertai dengan usaha keras dan tekad pantang menyerah," ujarnya singkat. Beliau menawarkan penghargaan yang menurut saya cukup untuk menarik motivasi kami keluar ke ubun-ubun. "Bagi siswa yang mendapat peringkat 1 di tingkat kota pada setiap cabang, akan mendapat beasiswa dari sekolah selama 6 bulan, dan bagi . . ." tuturnya bersemangat. Penawaran seperti ini pasti akan membuat seseorang bersemangat. Hal ini pula yang mendasari saya untuk menuliskan hal ini. "Apa penghargaan yang akan didapat oleh seorang penulis apabila ia berhasil mendapatkan prestasi?". Jawabannya hanya si Penulis-lah yang paling tahu.

Penghargaan yang secara umum di dapat oleh setiap penulis ialah kepuasan batin. Si Penulis akan puas dan senang apabila tulisannya dibaca orang banyak, kemudian muncul berbagai komentar hingga semakin membakar asa si Penulis untuk terus berkarya. Bagi Anda yang pernah memunculkan tulisannya di surat kabar, majalah, atau yang lainnya, tentu akan setuju dengan hal yang satu ini. Bagi penulis sejati, kepuasan materi adalah nomor 2. Ia tidak mementingkan berapa honor yang didapat dari majalah, berapa modal yang dikeluarkan untuk menerbitkan buku, dan hal lainnya. Baginya, tulisan yang telah dibuat dengan segenap hati akan lebih bermakna apabila dibaca oleh orang banyak. Namun disini, diberi batasan-batasan dalam menuliskan suatu hal yang akan dibahas. Contoh, seorang penulis boleh menuliskan hal yang bersifat kritik kepada seorang/kelompok orang. Namun tidak boleh bertentangan dengan UU dan tidak boleh mengandung unsur SARA.  Karena ujung-ujungnya yang rugi adalah si Penulis itu sendiri.

Oleh karena itu, saya mengajak Anda semua untuk mancari dan mengejar prestasi sejak dini. Hal ini sangat bermanfaat bagi Anda di masa yang akan datang. Penghargaan yang menggiurkan dapat dijadikan sebagai motivasi. Seperti dalam bidang tulis-menulis, hal ini akan semakin membuat kita sangat bersemangat untuk tetap menulis. Namun dalam setiap perjalanan pasti ada cobaan. Anggaplah cobaan itu sebagai bahan untuk mengukur sejauh mana kapasitas dan kualitas kita dalam mengerjakan suatu hal. Hanya semangat dan motivasi tinggi serta diiringi usaha yang tak pernah habis akan menuntun Anda menuju berbagai prestasi di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar