Sabtu, 02 Januari 2010

Menciptakan Tulisan Yang Bergizi

Seorang penulis tentu ingin hasil tulisannya memiliki banyak peminat. Untuk mendapatkan hal tersebut, tulisan yang dibuat penulis haruslah “bergizi” sehingga setiap orang akan tertarik untuk membacanya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah tulisan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri Anda, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan sekitar Anda.
Faktor internal terbagi menjadi 2 macam, yaitu imajinasi/kreativitas dan inovasi.
a. Imajinasi/kreativitas, hal yang turut menentukan kualitas tulisan Anda ini berasal dari dalam diri Anda. Apabila tulisan yang dihasilkan mengandung unsur kreatif, tentu akan menjadi nilai tambah dalam penilaian kualitas tulisan itu sendiri. Misalnya dalam gaya bahasa Anda dalam menuliskan suatu cerita.
b. Inovasi, menjadi salah satu faktor internal yang mendukung meningkatnya kualitas tulisan Anda. Apabila tulisan Anda memiliki beragam inovasi atau terobosan baru mengenai sesuatu, akan berdampak positif bagi Anda.
Kedua faktor internal di atas tergantung dari ide dan gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran Anda. Semakin banyak ide dan gagasan yang muncul, semakin beragam inovasi dan kreasi yang bisa Anda tuliskan.


Faktor eksternal terbagi menjadi 3 macam, yaitu lingkungan, arus media, dan teknologi.
a. Lingkungan, mempengaruhi kualitas tulisan Anda. Bila Anda sehari-hari berada di lingkungan orang-orang yang pandai ilmu sosial, tentu Anda dapat belajar dan mendapatkan informasi langsung dari mereka. Sehingga nantinya tulisan yang Anda buat akan menjadi berbobot didukung oleh ilmu yang telah Anda dapatkan.
b. Arus media. Arus media sangat mempengaruhi kualitas tulisan Anda, karena semakin banyak informasi-informasi atau berita-berita yang Anda dapatkan, hal ini sangat bagus untuk meningkatkan mutu tulisan Anda.
c. Teknologi, ternyata ikut berperan dalam meningkatkan kualitas tulisan Anda. Dengan kemajuan teknologi, Anda dapat membuat tulisan Anda dalam berbagai bentuk dan format, serta semakin memperindah dengan pemberian warna atau gambar. Tentu dalam waktu yang relatif singkat.


Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tulisan seseorang. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

7 Kiat Untuk Menjadi Penulis Yang Berkualitas

Setiap (calon) penulis, tentu memiliki kiat-kiat tersendiri agar mereka menjadi penulis yang berkualitas. Berikut adalah beberapa kiat yang sebaiknya dilakukan oleh seorang (calon) penulis:
1. Membiasakan diri untuk selalu membaca dan menulis. Anggap hal ini sebagai kegiatan rutinitas, sehingga kalau kita tidak menulis ataupun membaca, ada yang kurang dari kegiatan kita hari itu.
2. Motivasilah diri kita untuk tetap menulis.
3. Jangan pernah menyia-nyiakan ide yang mucul tanpa tiba-tiba. Segeralah catat ide tersebut agar kita tidak lupa.
4. Mulailah menulis dari hal yang sederhana terlebih dahulu.
5. Selama menyelesaikan tulisan kita, galilah ilmu sebanyak yang kita bisa dapatkan dalam bidang yang kita tulis, karena nanti akan berguna di masa yang akan datang.
6. Apabila telah menghasilkan sebuah tulisan, seperti cerpen dan artikel, jangan malu untuk meminta pendapat dari orang lain. Hal ini untuk membenahi diri dan tulisan kita sendiri.
7. Cobalah untuk mengirim tulisan yang telah jadi ke sebuah penerbit ataupun redaksi. Namun, pilahlah terlebih dahulu penerbit dan redaksi mana yang cocok dengan jenis tulisan kita.


Teruslah menggali ilmu dari buku, karena buku adalah jendela dunia.

Jumat, 01 Januari 2010

Jenis-Jenis Tulisan

Seorang penulis atau pengarang dapat memilih dan menggunakan tulisan jenis fiksi dan non-fiksi untuk mengemukakan pikiran dan perasaannya. Meskipun demikian, baik tulisan fiksi maupun tulisan non-fiksi memiliki perbedaan yang pokok, seperti perbedaan dalam penyampaian isinya dan perbedaan dalam penggunaan bahasanya.
Fiksi
Dalam karya sastra, fiksi juga disebut karya rekaan. Sebagai cerita rekaan, fiksi merupakan kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi pengarang. Biasanya yang termasuk dalam ragam fiksi adalah roman, novel, dan cerita pendek (cerpen) .
Tulisan fiksi pada umumnya berusaha menghidupkan perasaan dan menggugah emosi
pembaca. Hal ini berkaitan denga isi tulisan yang bersifat emotif. Selain bahasa
tulisan fiksi bermakna denotative, juga bermakna konotatif dan asosiatif.
Non-fiksi
Non-fiksi ditulis berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar ada dan
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tulisan jenis ini biasanya berkaitan
dengan tulisan-tulisan ilmiah popular, seperti laporan, artikel, dan lainnya.
Tulisan non-fiksi pada umumnya berusaha menarik dan menggugah nalar dan pikiran pembaca melalui uraian, penjelasan, dan ulasan. Ini berkaitan dengan isi tulisan non-fiksi yang bersifat ilmiah sehingga menuntut aktivias kejiwaan yang bersifat rasional. Itu sebabnya, tulisan non-fiksi berusaha mencapai tahap objektivitas yang tinggi.
Selanjutnya jenis tulisan berdasarkan gaya penullisannya, yaitu:
Narasi
Narasi atau kisahan adalah jenis wacana yang sufatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang. Narasi juga bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dandirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.
Narasi dapat dibedakan atas narasi fiktif dan narasi non-fiktif. Narasi fiktif bersifat rekaan, sedangkan narasi non-fiktif bersifat nyata.
Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan. Dalam menulis deskripsi, setidaknya ada dua hal penting yang harus kita miliki. Pertama, kesanggupan berbahasa yang kaya akan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan dan ketelitian penyelidikan terhadap objek yang akan ditulis.
Dengan memenuhi kedua persyaratan itu, kita sanggup menggambarkan objek tulisan ke dalam rangkaian kata-kata yang penuh arti dan tenaga, sehingga pembaca dapa menerimanya dan seolah-olah melihatnya, mendengarnya, menciumnya, atau merasakannya. Pilihan kata yang tepat dapat menghasilkan gambaran yang hidup dan segar dalam imajinasi pembaca.
Eksposisi
Eksposisi yaitu tulisan yang berusaha menerangkan, menjelaskan, dan memecahkan masalah, persoalan, atau ide, yang dapat memperluas pandangan pembaca. Eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah, tetap tidak berusaha mempengaruhi pembaca. Melalui eksposisi, pembaca tidak dipaksa menerima pendapat penulis. Akan tetapi, setidaknya pembaca mengetahui bahwa memang ada penulis yang berpendapatseperti itu.
Disamping ada eksposisi panjang, terdapat pula eksposisi pendek. Yang termasuk eksposisi panjang umumnya berupa artikel dan tulisan ilmiah popular. Yang termasuk eksposisi pendek misalnya petunjuk penggunaan obat, petunjuk pencegahan berjangkitnya penyakit, dan lain-lain.
Argumentasi
Argumentasi ialah tulisan yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar percaya dan bertindak sesuai yang diinginkan oleh penulis. Dalam argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sehingga mampu menunjukkan apakah suatu pendapat itu benar atau salah. Melalui argumantasi, penulis menunjukkan bukti-bukti untuk menyatakan sikap atau pendapt mengenai suatu hal yang akan dikemukakan dalam tulisan.
Unsur pokok penulisan argumentasi ialah evidensi. Evidensi ialah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi atau pendapat seorang pakar, baik itu sebuah komisi atau perorangan yang dianggap berwenang untuk itu, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Persuasi
Persuasi ialah tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis pada saat sekarang maupun di masa yang akan dating. Unsur terpenting persuasi ialah kepercayaan. Dengan kepercayaan inilah pembaca diharapkan melakukan sesuatu. Singkatnya, persuasi adalah satu usaha menciptakan kesesuaian dan kesepakatan melalui kepercayaan.
Itulah macam-macam dari bentuk tulisan yang dapat dihasilkan oleh seorang penulis. Mengenai bentuk-bentuk yang lain, seperti artikel dan esai, merupakan bagian dari bentuk-bentuk tulisan diatas.

Mengetahui bentuk-bentuk tulisan memang menjadi senjata awal bagi para penulis. Penulis bebas memilih bentuk mana yang akan ia tulis dan ia kembangkan. Selain itu, penulis juga harus tetap aktif menggali walaupun telah memiliki materi yang cukup. Jangan biarkan naluri menulis kita tumpul, tetaplah merasa jenuh apabila kita tidak menulis. Hal ini bagus bagi penulis, karena ia akan selalu termotivasi untuk terus menghasilkan tulisan.

Modal Awal Seorang (calon) Penulis

Modal awal yang wajib dimiliki oleh seorang (calon) penulis terbagi menjadi 2, yaitu modal fisik dan modal batin. Namun untuk memulai menulis, modal yang pertama harus dipenuhi adalah modal fisik.
a. Modal Fisik:
1. Fisik yang sehat, tidak sedang mengalami gangguan apapun. Contoh: sakit,karena akan membuat otak Anda bekerja lebih keras sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan sulit mendapatkan ide. Sebaiknya orang yang sakit lebih memilih memulihkan kondisi tubuh dahulu baru kembali menulis.
2. Tempat yang nyaman bagi Anda untuk menulis. Sebaiknya pilih tempat yang
menurut Anda akan menarik keluar seluruh inspirasi dan ide-ide Anda. Tempatnya tergantung pada jenis orangnya.
3. Media untuk menulis beserta alat-alat tulisnya. Karena apabila Anda tidak
memiliki hal ini, menulis hanyalah sebatas ingatan dan ucapan.

b. Modal Batin:
1. Tekad dan kemauan yang bulat. Sesulit apapun rintangan yang menghadang, apabila Anda sudah dilengkapi dengan kemauan yang keras tentu akan menghancurkan tembok-tembok penghalang.
2. Motivasi dan niat untuk tetap menulis. Hal ini diperoleh dengan cara banyak
membaca berbagai jenis tulisan yang tersebar di barbagai media. Kaji dan resapilah bagaimana seseorang mampu menjadi seorang penulis, sehingga Anda akan merasa tertantang untuk meruntuhkan penghalang sebagaimana yang telah dilakukan oleh penulis-penulis tersebut.
3. Waktu yang cukup. Tanpa waktu yang cukup, tentu tulisan Anda akan terhambat
bahkan tertunda. Oleh karena itu, sempatkanlah diri Anda untuk tetap menulis
sesibuk apapun Anda saat itu. Buat patokan, bahwa Anda akan menulis minimal satu paragraf per hari.
4. Jauhi sikap malas. Malas merupakan masalah terbesar bagi sebagian besar penulis. Mereka yang malas menulis tidak akan menyelesaikan tulisannya dalam waktu singkat. Mereka telah terlebih dahulu terbuai dengan angan-angan, tanpa melakukan tindakan yang dapat mewujudkan angan-angan tersebut.
5. Terus berusaha dan pantang menyerah. Hal ini sangat diperlukan bagi seorang
(calon) penulis dalam menghasilkan tulisannya.