Sabtu, 28 Agustus 2010

Ada Usaha, Ada Jalan

          Alhamdulillah, hari ini saya sangat bersyukur kepada Allah swt., dimana pada hari ini usia part time saya di XPressi Sumatera Ekspress Palembang sudah genap 4 bulan. Tak terasa waktu berlalu, tak terasa keringat diseka. Banyak lika-liku dan ilmu yang telah saya lalui selama 4 bulan ini. Alhamdulillah. 
          Memang sebenarnya, 4 bulan adalah waktu yang sangat singkat bila dipandang dan diukur dalam takaran dalam setiap tingkat kemampuan kebanyakan orang. Bahkan 4 bulan juga masih belum bisa dianggap sudah ndalem, belum mengerti bagaimana rasanya pahit-manis seorang pemuda yang bekerja dalam lingkup part time. 
          Namun disini saya hanya ingin mengajak pembaca, khususnya yang satu pemikiran dengan saya, bahwa kemauan kuat yang disertai bukti nyata akan membawa Anda “terbang” menuju impian Anda. Seperti salah satu judul buku yang mengatakan “Man Jadda Wa Jadda, dimana ada kemauan dan usaha keras, disitu akan datang suatu pencapaian”. 
          Sekali lagi, memang momen ini sungguh sepele, dan (bahkan) terkesan melebih-lebihkan. “Baru 4 bulan kok lebai?”, kurang lebih diibaratkan seperti itu. Saya sangat berharap, janganlah melihat tulisan ini sebagai salah satu proses yang mengarah kesana, tapi marilah kita anggap tulisan ini sebagai sebuah masukan singkat dalam catatan perjalanan hidup Anda. 
          Bila ditarik garis waktu sepanjang kurang lebih 4 bulan yang lalu, saya hanyalah seorang pelajar yang “tiba-tiba” tertarik untuk menulis. Anda akan menemui saya sebagai pelajar yang pendiam dan tidak suka berbahasa, pada waktu itu. Namun semuanya kini berbalik 180’. Saya yang semula malas berargumen kini lebih menggelora setelah membaca nasihat dari Pramoedya Ananta Noer, yang mengatakan bahwa menulis adalah salah satu kegiatan sosial. 
          Saya yang dahulu malas berbahasa kini sangat tertarik dengan proses berbahasa, setelah mendalami pesan dari salah satu guru bahasa Indonesia saya, Pak Arpin. Beliau mengatakan bahwa bahasa adalah alat penyambung dari semua kalangan, baik yang berbeda maupun sejenis. Saya sungguh meresapi kalimat-kalimat mereka di atas. Subhanallah. Namun akhirnya saya “terpancing” oleh buku karya Bambang Trim (Menggagas Buku), untuk belajar menuliskan opini dan pemecahan yang saya tawarkan ke dalam bentuk tulisan. Saya langsung bergegas membekali diri dengan segala kesempatan dan karunia yang ada untuk saya jadikan “modal” dalam menulis. Tanpa menunda-nunda waktu, dan Alhamdulillah saya tidak terganggu oleh buaian impian yang semu belaka. 
          Dua bulan setelah saya membaca buku Bambang Trim, saya memutuskan untuk terjun langsung ke sebuah “tempat nyata”, dimana saya dilatih dan diajak untuk merasakan asinnya garam selama berkutat dengan dunia tulis menulis. Saya pun melamar kesana kesini. Alhamdulillah ternyata Allah memberi saya kesempatan untuk bergabung dengan XPressi Sumatera Ekspress Palembang. 
          Tak usah saya bercerita panjang lebar tentang bagaimana dan apa rasanya ketika proses seleksi menjadi crew XPressi. Namun saya akan bercerita sedikit tentang bagaimana asiknya menjadi penulis part time. 
          Menjadi penulis part time dalam sebuah surat kabar adalah salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang ada pada setiap calon penulis. Kita akan dilatih untuk bekerja disiplin, mengerti tujuan dari tulisan yang kita buat, dan lain sebagainya. Berbagai ilmu bisa kita serap, apalagi yang berhubungan dengan dunia tulis-menulis. Kita (akan) bertemu orang-orang yang sudah lama terjun ke dunia kepenulisan, khususnya dalam bentuk informasi atau berita. 
          Siapa sangka saya bisa bertemu dengan Direktur Harian Sumatera Ekspress dengan menyandang status “penulis” yang masih pelajar? Saya tidak pernah menyangka. Saya juga tidak pernah menyangka bahwa tulisan saya akan dibaca, dan tembus dari “meja” redaksi Sumatera Ekspress. Padahal “meja” itu terkesan asing bagi saya yang mulanya seorang pelajar awam dan biasa saja. Siapa bisa menduga? Anda tentu akan beranggapan seperti “Ah, kan emang udah nasibnya diterima disitu”. Yang saya maksudkan disini, selain atas izin Allah, juga diperlukan usaha yang keras dan tidak setengah-setengah. Bila Anda ingin menjadi seorang penulis (yang notabene paling mudah dan tanpa persyaratan), maka segeralah lakukan hal yang berhubungan dengan itu. Jangan tunda lagi dan hanya terbuai mimpi untuk menerbitkan karya yang akan dibaca banyak orang. Semuanya tidak akan seinstant menggambar sebuah rumah di atas kertas. 
          Oleh karena itu, marilah kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang cemerlang dan penuh dengan perubahan positif untuk segera menempa diri dalam mencapai keinginan masing-masing. Latihlah diri untuk terbiasa dan “terpancing” dengan cita-cita Anda. Jangan hanya ikut-ikutan alias tidak punya pendirian. Lakukan hal yang berhubungan dengan cita-cita Anda. 
          Saya sendiri telah memutuskan untuk tidak menjadi seorang sastrawan. Namun saya akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjadi seorang yang mampu berbahasa dengan baik. Karena apabila telah menguasai skill berbahasa, mengubahnya menjadi bentuk tulisan bukanlah perkara sulit. Usaha keras dan tekad pantang menyerah akan merobohkan rintangan yang menghadang. 
          Jangan takut untuk mencoba. Galilah potensi yang ada dalam diri Anda, dan segera tentukan masa depan Anda sedini mungkin. Jangan lupa tetap dan selalu berdo’a kepada Yang Maha Kuasa, agar selalu diberi lindungan dan kemudahan oleh-Nya. Amin. 
          Sebagai tambahan, marilah bersama kita simak kalimat dari salah satu atasan saya, yaitu Mas Karsono selaku Pelaksana Harian Sumatera Ekspress. “Kita disini dilatih untuk terjun langsung ke dunia kerja. Silahkan rasakan dan serap pelajaran sebanyak-banyaknya selama kalian bekerja disini, karena akan bermanfaat kelak ketika kalian sudah bekerja secara mandiri. Sehingga kalian tidak akan kaget atau terkejut lagi ketika sudah memasuki dunia kerja. Kerjanya ya cuma itu-itu doang. Semuanya tergantung ketahanan diri dan motivasi kita, apakah kita menyikapinya sebagai sebuah rintangan kemudian merasa susah, atau menganggapnya sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri kemudian merasa enjoy dalam bekerja. Semuanya ada di tangan kalian kelak. Oleh karena itu, mari kita lakukan yang terbaik untuk mencapai cita-cita kalian. Kalau bisa, lakukan yang terbaik dalam setiap aktivitas. Jangan tanggung-tanggung dan ragu-ragu. Percaya diri itu penting loh,”.

5 komentar:

  1. mantep don, pertahankan semangatnya buat terus berkarya di dunia jurnalistik ya!!!

    kk jadi semangat juga nih nyoba, mumpung udah di bandung, hehehehe

    BalasHapus
  2. SELAMAT MENJADI PENULIS HANDAL PIA...
    MAJU TRUSSSS

    BalasHapus
  3. Saya sepenuhnya setuju, saya masih harus banyak belajar menjadi seorang penulis.. mudah-mudahan bisa.. hehe

    BalasHapus
  4. @Kak ganda: Semangat jugo kak. :)
    Mang apo hubungan dengen lagi di Bandung kak?
    hehe
    @Ipanauthor: Sukses :)
    @BDPOJ: Semangat ya. Gak ada yang gak bisa kalo mau berusaha dan gak setengah-setengah.
    @fera: Semangat jugo fe. :)
    Makasih

    BalasHapus