Sabtu, 12 Desember 2009

Kisah Pena Mungil : Bosan

Suatu hari, hiduplah sebuah Pena mungil yang tinggal di sebuah kotak pensil kumuh berwarna hitam abu-abu. Ia tinggal bersama sebuah Pensil, dan sepasang Penghapus kembar. Mereka hidup bersama, sejak mereka masih "baru" di dunia mereka. Kira-kira, sudah 2 tahun mereka mendiami kotak pensil itu.

"Pen, bosen gak hidup kayak gini terus?" tanya Pensil saat mereka sedang berbaring santai di atas meja.

"Gak tuh, kenapa? Kamu bosen ya?" jawab Pena sambil bertanya balik kepada Pensil.

"Yaiyalah bosen. Hidup ini cuma buat ngapus doang! Gak ada kerjaan lain," timpal penghapus dari bawah meja.

"Emang kenapa bosen? Kan mulia tuh, menghapus sesuatu yanng salah," jawab Pena.

"Iya sih, tapi kan capek juga. Masa jejak Pensil yang dihapus terus?" timpal Pensil.

Pena mungil itu kemudian berdiri dan menulis sebuah kata pendek di atas meja.

"Coba kamu tulis juga," pinta Pena kepada Pensil.

Pensil yang tidak mengerti maksud Pena hanya mengikuti permintaan Pena. Akhirnya, terciptalah duplikat jejak Pena yang berada persis di sebelah jejak si Pena tadi.

"Penghapus, coba kamu hapus jejak ini," kata Pena sembari menunjuk jejak Pensil.

Setelah menghapus jejak tersebut, Pena kemudian menyampaikan pesan-pesan yang terkandung.

"Begini. Kehidupan telah diciptakan oleh Sang Pencipta bagi makhluk-Nya agar saling bahu-membahu. Saling berguna satu sama lain. Apabila salah satu dari mereka ada yang tidak saling membantu, tentu akan mengakibatkan ketidakseimbangan hubungan antar makhluk tersebut. Contohnya, apabila di dunia ini tidak ada Penghapus, siapa yang akan menghapus jejak Pensil? Contoh lain, apabila di dunia ini tidak ada Pena, tentu jejak Pensil akan selalu terhapus oleh Penghapus. Oleh karena itu, bersyukurlah atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Jangan pernah menyesal dan merasa bosan dengan kehidupan kita, karena sama saja kita menyalahkan Sang Pencipta," terang Pena kepada Pensil dan Penghapus.

"Tapi bagaimana agar kita tidak merasa bosan?" tanya Pensil.

"Buatlah variasi dalam kehidupan kalian masing-masing. Contohnya, Pensil memvariasikan gaya "rambut"-nya agar sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak akan merasa bosan. Penghapus memvariasikan "bentuk tubuh"-nya sehingga lebih kelihatan menggugah dibanding yang lain," jawab Pena dengan bijak.

"Oo, gitu toh. Makasih ya Pena. Ini tentu bermanfaat bagi kami untuk di masa yang akan datang," ucap Penghapus sambil mengangguk-ngangguk.

"Sama-sama. Yang penting, bekerja samalah. Saling membantu dan saling mengisi. Selain itu, optimislah dalam menempuh kehidupan. Jangan menyerah apabila merasa putus asa, karena kesuksesan yang didapat setelah melalui fase putus asa, akan lebih indah. Setuju?" tanya Pena kemudian.

"Setuju!" jawab Pensil dan Penghapus serentak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar